kalau ini iya tugasku dari guru bahasa indonesia, disuruhki bikin essai jadi ku bikinki iya, hehehe maaf kalau bahasanya masih yaaa tidak bagemana gittuuu soalnya baru pertama kodong, tapi siapa tau bisa bermanfaat toh untuk contoh misalnya atau disuruhki bikin juga sama guruta...
“TEKANAN
DARI GURU” . itulah
hal yang paling membuat para siswa-siswi merasa depresi atau paling tidak
galaulah buat para pelajar saat ini. Katanya pahlawan tanpa tanda saja? Terus
itukah yang mereka pegang sehingga mereka melakukan hal seperti itu? Bagaimana
tidak? seperti yang kita ketahui tekanan dari guru sangat mebuat beban pikiran
bagi kami para pelajar, contohnya : “anak-anak
besok semua tugas dan catatan kalian harus lengkap”. Perkataan killer
seperti itu sangat rawan bagi telinga
para siswa jaman sekarang, dan pastinya respon
mereka seperti ini “hah? What? Pak? Bu?
Waduh? Gila? Bagaimana mungkin?”, sedangkan
disisi lain masih ada guru bidang studi yang menekankan seperti ini “kalau kalian tidak menghafal semua ini,
kalian tidak akan boleh masuk kelas di pertemuan selanjutnya”, okelah lihat
saja minggu depannya pasti ada salah satu dari mereka yang tidak masuk dengan
alasan sakitlah, inilah, itulah, dst. Belum lagi para guru selalu menganggap
dirinya benar, padahal kita itu sudah mengerjakan yang terbaik seperti yang
dilakukan seorang santriwati disekolah ini “apa
ini? Bagaimana mungkin kau menulis sejelek ini? Itu bisa mengurangi nilai kamu
!” coba pikir betapa kejamnya mereka? Kami sudah berusaha mengerjakan tugas
dan catatan kami yang tertinggal, tapi respon mereka hanya seperti itu? Dan
bahkan detik-detik menjelang ujian pun mereka masih memberi tekanan yang
mungkin lebih parah dari hari-hari biasa, kata itu, kalimat itu, terlontar dari
mulut mereka, “tidak ada minggu tenang
untuk kalian, dan kalian harus tetap belajar walaupun ujian itu besok, dan saya
akan tetap mengajar kalian bagaimanapun keadaannya”, akhirnya terjadilah kegalauan pada diri
santriwati tersebut tetapi sebenarnya itu hanya untuk masa depan mereka sendiri.
Tapi setelah beberapa hari menjelang ujian, sisi baik dari guru itu pun mulai
nampak, semalaman tidak bisa tidur memikirkan kami yang besoknya bertempur
melawan kertas, mereka puasa jika kami lulus nanti, mondar mandir sana sini
untuk membantu kami yang berada di dalam ruangan duduk gelisah tak tau mau
bagaimana, belum lagi paket mereka yang berbeda-beda satu sama lain. Dan juga
para pengawas dan para polisi yang mengawas di luar, memegang walki-talkinya.
Hari ujian pun berakhir, mereka kembali kewujud mereka yang sebenarnya, kembali
seperti semula, yang killer, galak, pelit, dan pemarah, kepada siswa-siswi yang
lainnya.
Jadi kesimpulannya, walaupun itu
menyakitkan guru tidak bermaksud untuk menekan para siswa dan siswi, hanya saja
cara yang mereka lakukan itu mungkin salah. Dan seharusnya kita para pelajar
malah sadar akan kepedulian guru kita itu. Mungkin sekian essai yang saya
tulis, tapi itulah kata hati para pelajar yang sebenarnya.
Created
by :
ANDI SITTI SYATHIRAH
0 comments:
Post a Comment