27 Oct 2013

on Leave a Comment

essai


 kalau ini iya tugasku dari guru bahasa indonesia, disuruhki bikin essai jadi ku bikinki iya, hehehe maaf kalau bahasanya masih yaaa tidak bagemana gittuuu soalnya baru pertama kodong, tapi siapa tau bisa bermanfaat toh untuk contoh misalnya atau disuruhki bikin juga sama guruta...

“TEKANAN DARI GURU” . itulah hal yang paling membuat para siswa-siswi merasa depresi atau paling tidak galaulah buat para pelajar saat ini. Katanya pahlawan tanpa tanda saja? Terus itukah yang mereka pegang sehingga mereka melakukan hal seperti itu? Bagaimana tidak? seperti yang kita ketahui tekanan dari guru sangat mebuat beban pikiran bagi kami para pelajar, contohnya : “anak-anak besok semua tugas dan catatan kalian harus lengkap”. Perkataan killer seperti itu sangat rawan bagi telinga para siswa jaman sekarang, dan pastinya respon mereka seperti ini “hah? What? Pak? Bu? Waduh? Gila? Bagaimana mungkin?”,  sedangkan disisi lain masih ada guru bidang studi yang menekankan seperti ini “kalau kalian tidak menghafal semua ini, kalian tidak akan boleh masuk kelas di pertemuan selanjutnya”, okelah lihat saja minggu depannya pasti ada salah satu dari mereka yang tidak masuk dengan alasan sakitlah, inilah, itulah, dst. Belum lagi para guru selalu menganggap dirinya benar, padahal kita itu sudah mengerjakan yang terbaik seperti yang dilakukan seorang santriwati disekolah ini “apa ini? Bagaimana mungkin kau menulis sejelek ini? Itu bisa mengurangi nilai kamu !” coba pikir betapa kejamnya mereka? Kami sudah berusaha mengerjakan tugas dan catatan kami yang tertinggal, tapi respon mereka hanya seperti itu? Dan bahkan detik-detik menjelang ujian pun mereka masih memberi tekanan yang mungkin lebih parah dari hari-hari biasa, kata itu, kalimat itu, terlontar dari mulut mereka, “tidak ada minggu tenang untuk kalian, dan kalian harus tetap belajar walaupun ujian itu besok, dan saya akan tetap mengajar kalian bagaimanapun keadaannya”,  akhirnya terjadilah kegalauan pada diri santriwati tersebut tetapi sebenarnya itu hanya untuk masa depan mereka sendiri. Tapi setelah beberapa hari menjelang ujian, sisi baik dari guru itu pun mulai nampak, semalaman tidak bisa tidur memikirkan kami yang besoknya bertempur melawan kertas, mereka puasa jika kami lulus nanti, mondar mandir sana sini untuk membantu kami yang berada di dalam ruangan duduk gelisah tak tau mau bagaimana, belum lagi paket mereka yang berbeda-beda satu sama lain. Dan juga para pengawas dan para polisi yang mengawas di luar, memegang walki-talkinya. Hari ujian pun berakhir, mereka kembali kewujud mereka yang sebenarnya, kembali seperti semula, yang killer, galak, pelit, dan pemarah, kepada siswa-siswi yang lainnya.
            Jadi kesimpulannya, walaupun itu menyakitkan guru tidak bermaksud untuk menekan para siswa dan siswi, hanya saja cara yang mereka lakukan itu mungkin salah. Dan seharusnya kita para pelajar malah sadar akan kepedulian guru kita itu. Mungkin sekian essai yang saya tulis, tapi itulah kata hati para pelajar yang sebenarnya.
Created by :
ANDI SITTI SYATHIRAH

0 comments:

Post a Comment